Universitas Bengkulu
merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang terletak di Provinsi Bengkulu. Universitas Bengkulu lebih dikenal dengan sebutan UNIB, lingkungan
kampus yang masih relatif hijau membuat beberapa satwa liar masih menempati dan
menjadikan lingkungan kampus Universitas Bengkulu sebagai habitatnya.
Keberadaan dan kekayaan flora dan fauna dalam lingkungan hutan kampus belum
sepenuhnya terinventarisasi secara optimal, salah satu fauna yang mampu
bertahan hidup dan menempati habitat hutan kampus UNIB yaitu Primata Lutung
Kelabu (Trachypithecus cristatus, Raffles 1821). Kehadiran primata ini
membuat kampus UNIB mempunyai daya tarik tersendiri.
Lutung Kelabu (Trachypithecus cristatus, Raffles
1821) adalah salah satu spesies dari 459 jenis hewan primata yang ada di dunia
dan 59 jenis primata yang hidup di Indonesia (Supriatna dan Rizki, 2016) yang
termasuk ke dalam sub-famili Colobinae yang dikaji dalam penelitian ini. Lutung
kelabu tersebar di Brunei, Indonesia (Bangka, Belitung, Kalimantan, Pulau
Natuna, Lingga, Bintang, Sugi, Jombol, dan Bakang in the Kepulauan Riau dan
Sumatra), dan Malaysia (Sabah dan Sarawak) serta di sepanjang pantai barat
Semenanjung Malaya (Groves, 2001). Mereka hidup di pesisir pantai, hutan bakau,
dan hutan dataran rendah (Davies dan Oates, 1994). Menurut Nurwulan (2002),
lutung kelabu ini dapat dijumpai pada hutan pegunungan primer maupun sekunder
hingga ketinggian 600 mdpl.
Keberadaan
Lutung Kelabu (Trachypithecus cristatus, Raffles 1821) di kampus
Universitas Bengkulu adalah keeksotisan tersendiri. Selain mempunyai daya tarik
dan keindahan, akan tetapi Lutung kelabu juga berperan penting dalam ekosistem
hutan kampus, yaitu membantu proses pertumbuhan tanaman (regenerasi dan suksesi
hutan) dengan memakan daun dan buah, selain itu Lutung Kelabu (Trachypithecus
cristatus, Raffles 1821) sebagai polinator dan penyebar biji
tumbuh-tumbuhan karena pada umumnya primata memainkan peran sebagai spesies
kunci (key species) dalam sebuah
ekosistem (Cowlishaw dan Dunbar, 2000 dalam Santosa dkk, 2010). Hasil
pengamatan Harmanyah (2017), menunjukan bahwa pada kotoran Lutung Kelabu
terdapat beranekaragam jenis biji-bijian yang berasal dari buah-buahan tumbuhan
yang dimakan. Dokumentasi kotoran lutung kelabu disajikan pada Gambar.
Gambar.
Kotoran Lutung Kelabu di Kampus Univesitas Bengkulu (Sumber : Harmansyah, 2017)
Ancaman utama terhadap populasi Lutung Kelabu (Trachypithecus cristatus, Raffles 1821) di Kampus Universitas Bengkulu adalah adanya penurunan kuantitas dan kualitas habitat, antara lain terjadinya fragmentasi habitat, selain itu kontaminasi sumber air yang berasal dari limbah-limbah pambangunan dan aktvitas kampus lainnya. Terjadinya fragmentasi hutan akibat pembukaan hutan dan pembukaan lahan untuk pembangunan gedung-gedung baru telah menyebabkan banyaknya qoridor populasi Lutung Kelabu (Trachypithecus cristatus, Raffles 1821) yang terputus dan berimplikasi pada penyempitan habitat dan wilayah jelajah.
Menurut hasil penelitian Harmansyah (2017),Lutung kelabu (T. cristatus) yang terdapat di
hutan kampus Universitas Bengkulu sebanyak 15 ekor, yang terdiri dari 5
anak-anak, 2 ekor muda jantan ,1 ekor muda betina, 2 ekor dewasa jantan dan 5
ekor dewasa betina. Jalur atau koridor lutung dalam lingkungan kampus
Universitas Bengkulu yaitu, belakang gedung UPT bahasa Inggris, Arboretum, dan
gedung pengelolaan limba sampah rektorat, Laboratorium Ilmu Tanah, depan gedung
PSDAL, dan samping Laboratorium Teknologi Industri Pertanian (TIP), depan
Laboratorium Kehutanan, samping danau belakang Laboratotium Kehutanan, samping
Laboratorium Agroteknologi Pertanian. Berdasarkan
hasil pengamatan, lokasi tempat tidur yang dipilih oleh lutung kelebu (T. Cristatus ) adalah pohon yang rindang
dan tinggi. Adapun pohon yang di jadikan tempat tidur lutung di kampus
Universitas Bengkulu , yaitu Sengon, pohon Kapuk (Harmansyah, 2017). Koridor
lutung dapat dilihat pada gambar.
Prilaku
Sosial Lutung Kelabu (Trachypithecus cristatus, Raffles 1821) di Universitas Bengkulu
Perilakau Makan
Makan adalah aktivitas yang menghabiskan waktu
paling besar setiap jam dan setiap hari bila dibandingkan dengan bergerak dan
hampir berimbang dengan waktu istirahatnya. Lutung Kelabu (Trachypithecus cristatus, Raffles 1821) sangat selektif dalam memilih pakannya, hal
tersebut barkaitan dengan strategi makan dan ketersediaan pakan. Lutung Kelabu
(Trachypithecus cristatus, Raffles
1821) akan banyak memakan buah ketika
musim buah tiba, tapi ketika tidak ada akan lebih banyak mengkonsumsi pucuk
daun (Harianto, 1988).
Primata mempunyai tingkah laku makan yang khas,
yaitu dapat menggenggam makanan yang akan dimakan dan perkembangan sekum yang
baik sehingga meningkatkan kemampuan sistem digesti dalam mencerna makanan.
Primata memiliki naluri terhadap makanan yang perlu dimakan, dan hal ini mempengaruhi
tingkah laku makan mereka. Pada umumnya hewan primata adalah omnivore (pemakan hewan dan tumbuhan).
Gambar.Lutung
Kelabu Sedang Makan
Pemilihan pakan (preferensi) dapat
menunjukkan jenis pakan yang paling disukai oleh lutung dan pakan yang paling
tidak disukai. Selain itu tingkat kesukaan jenis pakan dapat diketahui dengan
cara menghitung pakan yang paling sering di konsumsi. Church (1976) mengatakan
bahwa hewan memiliki sifat seleksi yang cukup tinggi terhadap pakan yang
tersedia, sehingga akan lebih banyak memakan jenis pakan yang paling
disukainya.
Jenis pakan lutung kelabu (Trachypithecus cristatus,
Raffles 1821) yang terdapat
di hutan kampus universitas Bengkulu, dalam penelitian ini terdiri atas 12
jenis yaitu Sengon (Albizia chinensis),
Pulai (Alstonia scholaris), Terap (Artocarpus odoratissimus), Kapuk (Ceiba pentandra), Lamtoro (Leucaena leucocephala), Johar (Senna siamea), Kayu Gadis , Kayu Bawang
(Azadirachta excelsa), Mangga (Mangifera indica), Sungkai (Peronema cenecens), Flamboyan (Delonix regia), dan Karet (Hevea brasiliensis).
Dari
hasil data pengamatan diperoleh bahwa jenis pakan yang paling disukai oleh
lutung adalah pohon Sengon. Lutung mengambil bagian pucuk Sengon yang muda
dengan cara mematahkan cabang daun lalu membawa bagian yang suda di patahkan ke
cabang pohon atau langsung memakan bagian ujung daun dan buah langsung dari
pohon sengon. Bagian buah Sengon yang di makan adalah biji dengan cara dibuka,
cara membukanya dapat menggunakan giginya atau bahkan menggunakan kedua tangan
dan jarinya, tetapi kadang lutung langsung memakan buah Sengon tanpa membukanya
terlebih dahulu. Dimana penyebab pohon Sengon lebih banyak di sukai oleh setiap
tingkatan umur lutung kelabu (T. cristatus), karena pohon Sengon tanaman
yang banyak terdapat dalam wilayah hutan kampus universitas Bengkulu.
Berdasarkan hasil penelitian Harmansyah (2017), peroporsi
konsumsi pakan keseluruhan lutung, dapat diketahui urutan konsumsi pakan dari
yang paling tinggi sampai dengan konsumsi paling rendah, yaitu Sengon 22,70%
(4,54), Pulai 18,41% (3,68),
Terap10,39% (2,08),
Karet 8,46% (1,69),
Kayu gadis 7,48% (1,50),
Mangga 7,12% (1,42), Lamtoro 5,23% (1,05),
Kayu bawang 5,22% (1,04),
Flamboyan 4,28% (0,86), Johar 3,99% (0,80), Sungkai 3,89% (0,78), dan Kapuk 2,83% (0,57).
Istirahat
Aktivitas istirahat merupakan periode tidak aktif.
Saat istirahat Lutung Kelabu (Trachypithecus cristatus, Raffles 1821) menghindari teriknya sinar matahari dengan
cara turun ke bagian tajuk yang paling rendah (Chivers, 1980). Kegiatan
istirahat umumnya dilakukan pada siang hari setelah melakukan kegiatan makan
dan kondisi cuaca yang panas atau gerimis, hujan. Kegiatan istirahat akan
meningkat frekuensinya setelah siang hari dan dilakukan pada pertengahan tajuk
pohon-pohon yang rindang.
Gambar. Lutung
Kelabu sedang beristirahat
Pada saat istirahat semua anggota kelompok akan
berkumpul dan melakukan kegiatan berkutu-kutuan menelisik (grooming) atau kegiatan bermain (playing) bagi individu muda. Lamanya kegiatan istirahat pada Lutung
Kelabu (Trachypithecus cristatus,
Raffles 1821) ± 155-184 menit dari waktu
aktifnya (Raemaekers dan Chivers, 1980 dalam Rinaldi, 1992).
Gambar. Lutung
Kelabu Sedang Grooming
Pergerakan
(Home range)
Aktivitas
harian pada satwa liar adalah refleksi fisiologis terhadap lingkungan
sekitarnya. Lutung Kelabu (Trachypithecus
cristatus, Raffles 1821) umumnya
melakukan aktivitas harian di tajuk- tajuk pohon (arboreal) yaitu dimulai dari meninggalkan pohon tidur hingga masuk
ke pohon tidur selanjutnya (Chivers, 1980).
Lutung Kelabu (Trachypithecus
cristatus, Raffles 1821) mulai
beraktivitas sebelum matahari terbit dan mengakhirinya pada sore hari untuk
beristirahat lebih awal dari jenis primata diurnal
lainnya. Waktu aktivitas hariannya kurang lebih berlangsung 9,5 jam, dari pukul
06.19 hingga 15.43. Aktivitas yang dilakukan antaralain bersuara, berpindah,
makan, bermain dan istirahat (Duma, 2007). Secara umum jenis-jenis Hylobatidae memiliki perilaku yang sama.
Gambar. Lutung
Kelabu mulai bergerak
Salam Konservasi...................................
Referensi
Bacaan
Bates, B.C. 1970. Territorial
behaviour in primates: review of recent field studies. Primates. 11(27): 1-2.
Chivers, D. J. 1980. Diagnostic
features of Hylobatidae species. Jurnal
International Zoo Yearbook. 18: 57–164.
Chivers, D. D. 1994.
Functional anatomy of the gastrointestinal tract. In: Davies, A.G. and Oates,
J.F. (eds.) Colobine Monkeys: Their Ecology, Behaviour and Evolution.
Cambridge University Press, Cambridge, Pp. 205–249.
Convention International Trade Endangered Spesies. 2013. Daftar Apendiks CITES. www.asean-wen.org.
Diakses tanggal 22 Mei 2018.
Duma, Y. 2007. Kajian
habitat, tingkah laku dan populasi klawet (Hylobates agilis alibarbis) di Taman
Nasional Sebangau Kalimantan Tengah. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 167 p.
Dunbar, R.I.M. 1988. Primate
Social Systems. Croom Helm Ltd., London
Groves, C. P. 2001. Primate
taxonomy. Smithsonian Institution Press: Washington, D.C.
Harianto, S.P. 1988. Habitat
dan Tingkah Laku Lutung Kelabu (Trachypithecus cristatus, Raffles 1821) (Hylobates syndactylus) di Calon Taman
Nasional Way Kambas. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 64 p.
Harmansyah, Y. 2017. Aktivitas Dan Pakan Lutung Kelabu (Trachypithecus
cristatus, Raffles 1821) Di Hutan
Sekitar Kampus Universitas Bengkulu. Skripsi
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu (Tidak
dipublikasi)
IUCN. 2014. IUCN Red
List of Threatened Species. www. iucnredlist. Diakses tanggal 22 Mei 2018.
Karyawati, A.T. 2012. Tinjauan Umum
Tingkah Laku Makan pada Hewan Primata. Jurnal
Penelitian Sains. 15 (1).
Nurwulan,
N. 2002. Pola pemberian pakan lutung perak Kalimantan (Trachypithecus
villosus) di Taman Margasatwa Ragunan. Laporan Magang. Fakultas Peternakan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rinaldi, D. 1992. Penggunaan Metode
Triangle dan Concentration Count dalam Penelitian Sebaran dan Populasi
Hylobatidae. Jurnal Media Konservasi. 4
(1): 9-21 p.
Santosa, Y., Nopiansyah, F.,
Mustari, A.H dan Rahman, D.A. 2010. Penggunaan parameter morfometrik untuk
pendugaan Lutung Kelabu (Trachypithecus cristatus, Raffles 1821) Sumatera. Jurnal
Penelitian Hutan dan Konservasi Alam.
8 (1): 25-33.
Supriatna, J dan
Rizki R. 2016. Pariwisata Primata Indonesia. Yayasan Obor Indonesia;
Jakarta.